Tugas IPA Terstruktur
Pewarisan Sifat
KELOMPOK
V :
1. Ni
Wayan Kristina Monika Dewi (21)
2. Desak
Putu Junita Mutiara Dewi (22)
3. Gede
Delin Sanjaya (23)
4. Kadek
Andini Wijayanti (24)
5. Intan
Gustianingsih (25)
Tanggal
dikumpul: 3 Desember 2013
SMPN
3 ABIANSEMAL
TAHUN
AJARAN
2013/2014
IXA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa. Berkat penyertaan dan perlindungan-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan
tugas biaologi khususnya pada materi pewarisan sifat.
Paper kami masih
belum sempurna. Maaf bila ada kesalahan
kata yang kami tulis. Kami mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca paper kami ini, untuk pembaikan di masa yang akan datang.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu skami pada pengerjaan paper ini.
Akhir kata, selamat
membaca paper kami ini!, semoga pape kami ini bermanfaat bagi sang pembaca.
Abiansemal, 4
Oktober 2013
DAFTAR ISI
KOVER DEPAN.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
Daftar isi................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................... 4
1.2 TUJUAN......................................................................................................... 4
1.3 LINGKUP MASALAH................................................................................. 4
BAB II PETA KONSEP...................................................................................... 5
Pewarisan Sifat..................................................................................................... 6
Persilangan
Monohibrid ..................................................................................... 8
Symbol
dan Istilah dalam Persilangan................................................................ 8
Persilangan Dihibrid ............................................................................................ 9
Penerapan Genetika............................................................................................. 11
Rumus Memprediksi Mengenai
Keturunan....................................................... 12
Albinisme............................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 14
Bab. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembang biakan genetatif akan
menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat dari induksinya. Misalnya pada
manusia ditemukan adanya perbedaan dan persamaan bentuk telinga, bentuk
mata, bentuk mulut, tinggi badan, jenis
rambut, dan sebagaianya. Pada anak
kembarpun akan memiliki sifat yang berbeda, mungkin sifat yang tidak nampak
seperti kecerdasan dan bakat.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, paper ini bertujuan untuk
mengetahui tentang pewarisan sifat pada mahluk hidup, sehingga dapat
menggambarkan proses pewarisan sifat mahluk hidup.
1.3 Lingkup Masalah
Masalah pewarisan dipandang
relatif luas. Dalam tulisan paper ini hanya lebih menekankan pada pewarisan
sifat pada mahluk hidup.
Bab. II
Peta
Konsep
Pewarisan
sifat
|
Kromosom
|
Gen
|
monohibrid
|
Duhibrid
|
Materi Genetis
|
Sifat Benda
|
PEWARISAN
SIFAT
Pada mahluk hidup
berkembang biak secara genetatif, sifat-sifat dari orang tua (induk) diwariskan
melalui sel-sel gamet (sel sperma dan sel telur). Sifat-sifat menurun ini
dikendalikan oleh gen yang terkandung di dalam kromosom, yang terletak di dalam
inti sel (nukleus).
1. Kromosom
Kromosom
adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi
genetis kepada keturunannya. Jika sel yang sedang aktif untuk untuk membelah
dilihat di bawah mikroskop biasa, maka akan terlihat benang-benang kromatin.
Benang tersebut memendek, menebal, dan mudah menyerap sel warna sehingga tampak
seperti benang halus.
Setiap spesies mahluk hidup memiliki
kromosom yang khas dan tetap. Jumblah kromosom antara jenis yang satu dengan
yang lain berbeda sebagaimana table berikut
Tabel
2.1 Jumlah kromosom pada mahluk hidup.
No.
|
Jenis mahluk
hidup
|
Jumlah
kromosom (2n)
|
1.
|
Manusia
|
46
|
2.
|
Orang utan
|
48
|
3.
|
Siamang
|
50
|
4.
|
Marmot
|
60
|
5.
|
Kelinci
|
44
|
6.
|
Nyamuk
|
6
|
7.
|
Lalat
|
12
|
8.
|
Kucing
|
38
|
9.
|
Tikus
|
42
|
10.
|
Kuda
|
60
|
11.
|
Ayam
|
78
|
12.
|
Padi
|
24
|
13.
|
Tomat
|
24
|
14.
|
Bawang
|
16
|
15.
|
Katak
|
26
|
16.
|
Jagung
|
20
|
17.
|
Bakteri
|
1
|
18.
|
Sapi
|
60
|
19.
|
Belalang
|
24
|
20.
|
Buncis
|
14
|
Cabang ilmu yang
mempelajari pewarisan sifat pada organism disebut Genetika. Ilmuwan yang
mempelajari tentang proses pewarisan sifat adalah Greor Mendel (1882-1884) yang
melakukan penelitian dengan menggunakan tanaman kacang ercis (Pisun sativun). Tanaman kacang ercis
dipilih oleh Mendel karena:
a. Memiliki
bunga sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri.
b. Cepat
menghasilkan keturunan (daur hidup cepat).
c. Mudah
dilakukan penyerbukan silang.
d. Memiliki
pasangan sifat benda yang menonjol (misalnya warna biji kuning dan hijau,
bentuk biji halus dan keriput).
2. Gen.
Gen merupakan bagian sel yang
bertanggung jawab terhadap terbentuknya sifat pada suatu individu. Susunan gen
yang menentukan sifat suatu individu desebut genotipe, sedangkan sifat yang
tampak pada individu disebut fenotipe. Fenotipe merupakan interaksi antara
genotype dengan lingkungan. Genotype disimbolkan dengan 2 huruf yang mewakili
sifat yang dibawa, masing-masing disebut alel. Pasangan gen yang alelnya sama
disebut homozigot, sedangkan jika pasangan alelnya berbeda disebut heterozigot.
Jika gen pertama mempengaruhi gen pasangannya sehingga sifat yang dibawa gen
pertamalah yang muncul pada keturunannya, gen tersebut disebut dengan gen
dominan. Jika gen tersebut kalah/tertutupi oleh gen dominan sehingga sifatnya
tidak muncul pada keturunan, disebut gen resesif. Jika gen dominan tidak
menutup sepenuhnya sehinnga gen resesif turut mempengaruhi fenotipe
keturunannya, keadaan ini disebut intermediet.
Tabel
2.2 Persilangan
kelinci berambut hitam dengan berambut putih
Fenotipe
|
Genotype
|
Keterangan
|
Kelinci
berambut hitam (dominan)
|
HH
|
Homozigot
|
Hh
|
Heterozigot
|
|
Kelinci
berambut putih (resesif)
|
hh
|
Homozigot
|
Symbol
dan Istilah dalam Persilangan
1. Symbol
yang digunakan dalam persilangan :
·
P : Parental, istilah untuk induk/ orang
tua
·
P1 : induk pertama, P2: induk kedua, dan
seterusnya
·
F
: Filial, istilah untuk anak / keturunan.
F1 untuk keturunan pertama, F2 untuk keturunan ke dua, dan
keseterusnya.
2. Persilangan
dapat dilakukan dengan:
a. Monohibrid
(persilangan dengan satu sifat benda)
b. Dihibrid
(persilangan dengan dua sifat benda)
c. Trihibrid
(persilangan dengan tiga sifat benda
d. Polihibrid
(persilangan dengan lebih dari tiga sifat benda)
Persilangan Monohibrid (Persilangan dengan Satu Sifat Benda)
1.
Persilangan monohibrid adalah
persilangan dengan hanya memperhatikan satu sifat benda, misalnya sifat warna
pada bunga. Contoh: persilangan tanaman berbunga warna merah dengan berbunga
warna putih galur murni menghasilkan tanaman berbunga warna merah.
2.
Gen warna merah dominan terhadap
gen berwarna putih. Selanjutnya F1 ini dibiarkan melakukan penyerbukan dengan
sesamanya , dan ternyata menghasilkan tanaman berbunga berwarna merah dan
putih.
P1 (Parental): Tanaman berbunga merah >
< Tanaman berbunga putih
Genotipe :
MM mm
Gamet
: M
m
F1
Mm
Tanaman berbunga merah
P2 (Parental):Tanaman berbunga
merah > < Tanaman berbunga merah
Genotipe
: Mm
Mm
Gamet : M dan m M dan m
F2
MM Mm Mm
mm
Perbandingan fenotipe F2 =
Merah : Putih = 3:1
Perbandingan genotype F2 =
MM:Mn:mm= 1:2:1
3.
Galur murni adalah tanaman yang
melakukan penyerbukan sendiri secara terus menerus dan selalu menghasilkan
tanaman yang sama dengan induknya
4.
Sifat intermediet merupakan sifat
gabungan kedua induk karena gen dominan tidak menutup gen resesif secara
sempurna. Contohnya hasil persilangan antara tanaman berbunga merah dengan
tanaman berbunga putih menghasilkan tanaman berbunga merah muda ini menunjukan
sifat intermediet. Jika genotype Mm fenotipenya merah muda maka disebut
persilangan intermediet.
Perbandingan fenotipe F2 = Merah : Merah
Muda : Putih = 1:2:1
Perbandingan genotype F2= MM : Mm : mm =
1:2:1
5.
Test
cross adalah mengawinkan suatu individu hasil persilangan
dengan salah satu induknya yang homohomozigot resesif. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah genotype individu yang diuji itu homozigot ataukah
heterozigot.
6.
Back
cross adalah mengawinkan
suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya, baik induk
homozigot dominan maupun homozigot resesif. Tujuannya adalah untuk mengetahui
genotype induk yang belum diketahui.
Persilangan Dihibrid
( Persilangan dengan Dua Sifat Benda)
1. Persilangan
Dihibrid adalahpersilangan dengan memperhatikan dua sifat benda, misalnya sifat
biji bulat dan sifat biji warna kuning. Contohnya tanaman berbiji bulat warna
kuning disilangkan dengan tanaman berbiji keriput berwarna hijau, menghasilkan
keturunan tanaman berbiji bulat berwarna kuning. Hal ini menunjukan bahwa sifat
biji bulat dan warna kuning dominan terhadap sifat biji keriput dan warna
hijau.
2. Diagram
persilangan dihibrid sampai keturunan F2 adalah sebagai berikut:
P1 (Parental) Tanaman berbiji bulat > < Tanaman berbiji Keriput
Warna
kuning warna hijau
Genotipe BBKK bbkk
Gamet BK
bk
F1
BbKk
Tanaman berbiji bulat warna kuning
P2 (Perental) :Tanaman biji bulat > < Tanaman biji Bulat
Warna kuning Warna kuning
BbKk BbKk
Gamet BK
BK
Bk Bk bK
bK bk bk
Tabel
2.3 Papan
catur perkawinan dihibrid
wanita pria
|
BK
|
Bk
|
bK
|
Bk
|
BK
|
BBKK 1
|
BBKk 2
|
BbKK 3
|
BbKk 4
|
Bk
|
BBKk 5
|
BBkk 6
|
BbKk 7
|
Bbkk 8
|
bK
|
BbKK 9
|
BbKk 10
|
bbKK 11
|
bbKk 12
|
bk
|
BbKk 13
|
Bbkk 14
|
bbKk 15
|
Bbkk 16
|
Tabel
2.4 Kemungkinan
perbandingan genotipe dan fenotipe F2
Kemungkinan
|
Genotype
|
Nomor kontak
|
Fenotipe
|
Perbandingan fenotipe
|
1
2
3
4
|
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
|
1
2,5
3,9
4,7,10,13
|
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
|
9
|
5
6
|
BBkk
Bbkk
|
6
8,14
|
Bulat hijau
Bulat hijau
|
3
|
7
8
|
bbKK
bbKk
|
11
12,15
|
Keriput kuning
Keriput kuning
|
3
|
9
|
bbkk
|
16
|
Keriput hijau
|
1
|
Jumblah sifat benda
|
Jumblah macam gamet
|
Kemungkinan
|
Jumblah fenotipe
|
Perbandingan
fenotipe
|
|
Kombinasi F2
|
Jumblah genotipe
|
||||
1
|
21
|
4
|
31
|
21
|
3:1
|
2
|
22
|
16
|
32
|
22
|
9:3:3:1
|
3
|
23
|
64
|
33
|
23
|
27:9:9:9:3:3:3:1
|
n
|
2n
|
(2n)
|
3n
|
2n
|
3n:dan
seterusnya
|
Tabel
2.5 Jumblah genotipe dan fenotipe pada F2
Penerapan
Genetika
1.
Genetika dimanfaatkan untuk memperoleh bibit
unggul melalui persilangan. Misalnya untuk memperoleh tanaman yang cepat
berubah, tahan penyakit, tahan kering, dan rasanya enak; ternak yang cepat
bertelur, gemuk, dan banyak menghasilkan susu.
Contoh bibit unggul hasil persilangan:
a. Padi
Cisadane, Bengawan, C4(hasil penelitian di Bogor), IR (hasil penelitian
Filipina), PB (hasil persilangan padi peta dari Indonesia)
b. Ayam
Leghorne
c. Sapi
Shorthorne
2.
Genetika dapat digunakan untuk
memperoleh bibit unggul. Hal itu dilakukan
melalui teknik radiasi yang mengubah struktur gen pada benih/bibit
menjadi lebih baik. Individu baru yang
telah mengalami perubahan gen dinamakan muatan dan prosesnya disebut mutasi.
Mutasi dapat mengakibatkan berlipatnya jumblah kromosom (poliplodi) yang
menghasilkan tanaman baru yang lebih subur dan produktif.
3.
Genetika dapat digunakan untuk
mengetahui dan memperkirakan jenis
kelamin keturunan. Kromosom kelamin X dan
Y menentukan jenis kelamin manusia . wanita memiliki kromosom tubuh XX, jadi
kromosom kelaminnya X. pria memiliki kromosom tubuh XY, jadi kromosom
kelaminnya X atau Y. jika kromosom kelamin X dari wanita bergabung dengan
kromosom kelamin X dari Pria , akan menghasilkan anak perempuan. Jika kromosom
X dari wanita bergabung dengan kromosom Y dari pria , akan menghasilkan anak
laki-laki.
4.
Genetika dapat digunakan untuk
mengetahui dan mencegah penyakit yang bersifat menurun. Kelainan sifat yang
dikendalikan oleh gen yang terkait kromosom kelamin antara lain buta warna dan
hemophilia.
5.
Orang buta warna merah dan hijau
tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Sifat ini merupakan keadaan
resesif. Gen pengelihatan warna merah dan hijau terdapat pada kromosom X .
wanita buta warna memiliki kedua arel resesif. Wanita yang memiliki satu alel
resesif bersifat pembawa dan dapat menurunkan sifat tersebut kepada
keturunannya. Pada pria, satu alel resesif pada kromosom X akan menghasilkan
pria buta warna.
Tabel
2.6 Genotipe
pengelihatan warna merah hijau
No.
|
Genotipe
|
Keterangan
|
1
|
XWXW
|
Wanita normal
|
2
|
XWXw
|
Wanita pembawa
|
3
|
XwXw
|
Wanita buta
warna
|
4
|
XWY
|
Pria normal
|
5
|
XwY
|
Pria buta
warna
|
6. Hemophilia
merupakan sifat terkait kromosom kelamin yang mempengaruhi proses pembekuan darah.
Gen resesif terdapat pada kromosom X. wanita yang menderita hemofilia memiliki
gen hemofilia pada kedua kromosoNo table of contents entries found.m X-nya, tetapi
wanita hemofilia biasanya tidak berumur panjang. Wanita yang memiliki satu alel
resesif bersifat pembawa dapat menurunkan sifat tersebut kepada keturunannya.
Jika seorang pria mewarisi kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari ibunya,
maka pria tersebut mengidap hemfilia.
Tabel
2.7
Genotime hemophilia
No.
|
Genotipe
|
Keterangan
|
1
|
XHXH
|
Wanita normal
|
2
|
XHXh
|
Wanita pembawa
|
3
|
XhXh
|
Wanita hemofilia
|
4
|
XHY
|
Pria normal
|
5
|
XhY
|
Pria hemofilia
|
Rumus
Memprediksi Mengenai Keturunan.
Jumlah
Sifat Benda
|
Jumlah
macam gamet
|
Kemungkinan
Kombinasi F2
|
Kemungkonan
Jumlah Genotip
|
Kemungkinan
jumlah fenotip
|
1
|
21=2
|
(2 x 1)2=4
|
31=3
|
21=2
|
2
|
22=4
|
(2 x 2)2=16
|
32=9
|
22=4
|
n
|
2n=
|
(2n)2 =
|
3n=
|
2n=
|
Albinisme
Albinisme atau albino (kulit tidak
berpigmen) disebabkan oleh gen resesif (a) pada kromosom badan (autosom). Albinisme
muncul bila seseorang bergenotipe homozigot sesesif (aa). Hal inti terjadi karena tubuh tidak
mampu mengubah asam amino tirosin menjadi melamin (pigmen kulit).
Albino disebabkan oleh gen resesif a.
Oleh karena itu, penderita albino pasti bergenotipe aa. Karena gen albino
terletak pada kromosom badan, peluang penderita albino antara laki-laki dan
perempuan adalah sama.
DAFTAR
PUSTAKA
ü BUKU
MARI BELAJAR IPA untuk SMP/MTs Kelas IX
ü MANDIRI
MENGASAH KEMAMPUAN DIRI BIOLOGI UNTUK SMP/MTs Kelas IX
ü Mari
Belajar Ilmu Alam Sekitar