Selasa, 07 Oktober 2014




Tugas IPA Terstruktur
Pewarisan Sifat
KELOMPOK V :
1.     Ni Wayan Kristina Monika Dewi  (21)
2.     Desak Putu Junita Mutiara Dewi  (22)
3.     Gede Delin Sanjaya  (23)
4.     Kadek Andini Wijayanti  (24)
5.     Intan Gustianingsih (25)
Tanggal dikumpul: 3 Desember 2013
SMPN 3 ABIANSEMAL
TAHUN AJARAN
2013/2014
IXA







KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami  panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat penyertaan dan perlindungan-Nya  akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas biaologi khususnya pada materi pewarisan sifat.
Paper kami masih belum sempurna. Maaf  bila ada kesalahan kata yang kami tulis. Kami  mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca paper kami  ini, untuk pembaikan di masa yang akan datang. Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu skami  pada pengerjaan paper  ini.

Akhir kata, selamat membaca paper  kami  ini!, semoga pape kami  ini bermanfaat bagi sang pembaca.









Abiansemal, 4 Oktober 2013


DAFTAR ISI

KOVER DEPAN.................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
Daftar isi................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1  LATAR BELAKANG................................................................................... 4
1.2  TUJUAN......................................................................................................... 4
1.3  LINGKUP MASALAH................................................................................. 4
BAB II PETA KONSEP...................................................................................... 5
Pewarisan Sifat..................................................................................................... 6
Persilangan Monohibrid  ..................................................................................... 8
Symbol dan Istilah dalam Persilangan................................................................ 8
Persilangan Dihibrid ............................................................................................ 9
Penerapan Genetika............................................................................................. 11
Rumus Memprediksi Mengenai Keturunan....................................................... 12
Albinisme............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14









Bab. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembang biakan genetatif akan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat dari induksinya. Misalnya pada manusia ditemukan adanya perbedaan dan persamaan bentuk telinga, bentuk mata,  bentuk mulut, tinggi badan, jenis rambut, dan sebagaianya.  Pada anak kembarpun akan memiliki sifat yang berbeda, mungkin sifat yang tidak nampak seperti kecerdasan dan bakat.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, paper ini bertujuan untuk mengetahui tentang pewarisan sifat pada mahluk hidup, sehingga dapat menggambarkan proses pewarisan sifat mahluk hidup.
1.3 Lingkup Masalah
Masalah pewarisan dipandang relatif luas. Dalam tulisan paper ini hanya lebih menekankan pada pewarisan sifat pada mahluk hidup.



Bab. II

Peta Konsep



Pewarisan sifat
 
                                      
Kromosom
Gen
monohibrid
Duhibrid
Materi  Genetis
Sifat Benda
                                    meliputi
PEWARISAN SIFAT

Pada mahluk hidup berkembang biak secara genetatif, sifat-sifat dari orang tua (induk) diwariskan melalui sel-sel gamet (sel sperma dan sel telur). Sifat-sifat menurun ini dikendalikan oleh gen yang terkandung di dalam kromosom, yang terletak di dalam inti sel (nukleus).
1.      Kromosom
Kromosom  adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetis kepada keturunannya. Jika sel yang sedang aktif untuk untuk membelah dilihat di bawah mikroskop biasa, maka akan terlihat benang-benang kromatin. Benang tersebut memendek, menebal, dan mudah menyerap sel warna sehingga tampak seperti benang halus.
Setiap spesies mahluk hidup memiliki kromosom yang khas dan tetap. Jumblah kromosom antara jenis yang satu dengan yang lain berbeda sebagaimana table berikut

Tabel 2.1 Jumlah kromosom pada mahluk hidup.
No.
Jenis mahluk hidup
Jumlah kromosom (2n)
1.
Manusia
46
2.
Orang utan
48
3.
Siamang
50
4.
Marmot
60
5.
Kelinci
44
6.
Nyamuk
6
7.
Lalat
12
8.
Kucing
38
9.
Tikus
42
10.
Kuda
60
11.
Ayam
78
12.
Padi
24
13.
Tomat
24
14.
Bawang
16
15.
Katak
26
16.
Jagung
20
17.
Bakteri
1
18.
Sapi
60
19.
Belalang
24
20.
Buncis
14






Cabang ilmu yang mempelajari pewarisan sifat pada organism disebut Genetika. Ilmuwan yang mempelajari tentang proses pewarisan sifat adalah Greor Mendel (1882-1884) yang melakukan penelitian dengan menggunakan tanaman kacang ercis (Pisun sativun). Tanaman kacang ercis dipilih oleh Mendel karena:
a.       Memiliki bunga sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri.
b.      Cepat menghasilkan keturunan (daur hidup cepat).
c.       Mudah dilakukan penyerbukan silang.
d.      Memiliki pasangan sifat benda yang menonjol (misalnya warna biji kuning dan hijau, bentuk biji halus dan keriput).
2.      Gen.
Gen merupakan bagian sel yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya sifat pada suatu individu. Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu desebut genotipe, sedangkan sifat yang tampak pada individu disebut fenotipe. Fenotipe merupakan interaksi antara genotype dengan lingkungan. Genotype disimbolkan dengan 2 huruf yang mewakili sifat yang dibawa, masing-masing disebut alel. Pasangan gen yang alelnya sama disebut homozigot, sedangkan jika pasangan alelnya berbeda disebut heterozigot. Jika gen pertama mempengaruhi gen pasangannya sehingga sifat yang dibawa gen pertamalah yang muncul pada keturunannya, gen tersebut disebut dengan gen dominan. Jika gen tersebut kalah/tertutupi oleh gen dominan sehingga sifatnya tidak muncul pada keturunan, disebut gen resesif. Jika gen dominan tidak menutup sepenuhnya sehinnga gen resesif turut mempengaruhi fenotipe keturunannya, keadaan ini disebut intermediet.

Tabel 2.2 Persilangan kelinci berambut hitam dengan berambut putih
Fenotipe
Genotype
Keterangan
Kelinci berambut hitam (dominan)
HH
Homozigot
Hh
Heterozigot
Kelinci berambut putih (resesif)
hh
Homozigot








Symbol dan Istilah dalam Persilangan
1.      Symbol yang digunakan dalam persilangan :
·         P : Parental, istilah untuk induk/ orang tua
·         P1 : induk pertama, P2: induk kedua, dan seterusnya
·         F   : Filial, istilah untuk anak / keturunan.
       F1 untuk keturunan pertama, F2 untuk keturunan ke dua, dan
        keseterusnya.
2.      Persilangan dapat dilakukan dengan:
a.       Monohibrid (persilangan dengan satu sifat benda)
b.      Dihibrid (persilangan dengan dua sifat benda)
c.       Trihibrid (persilangan dengan tiga sifat benda
d.      Polihibrid (persilangan dengan lebih dari tiga sifat benda)
Persilangan Monohibrid  (Persilangan dengan Satu Sifat Benda)
1.      Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan hanya memperhatikan satu sifat benda, misalnya sifat warna pada bunga. Contoh: persilangan tanaman berbunga warna merah dengan berbunga warna putih galur murni menghasilkan tanaman berbunga warna merah.
2.      Gen warna merah dominan terhadap gen berwarna putih. Selanjutnya F1 ini dibiarkan melakukan penyerbukan dengan sesamanya , dan ternyata menghasilkan tanaman berbunga berwarna merah dan putih.

P1 (Parental): Tanaman berbunga merah > < Tanaman berbunga putih
Genotipe       :  MM                                                                  mm
Gamet           :     M                                                                     m
F1

                                                              Mm
                                                 Tanaman berbunga merah


P2 (Parental):Tanaman berbunga merah  > < Tanaman berbunga merah
Genotipe  : Mm                                                      Mm
Gamet      : M dan m                                             M dan m
F2     



                 MM                 Mm                        Mm              mm          


Perbandingan fenotipe F2 = Merah : Putih = 3:1
Perbandingan genotype F2 = MM:Mn:mm= 1:2:1
3.      Galur murni adalah tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri secara terus menerus dan selalu menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya
4.      Sifat intermediet merupakan sifat gabungan kedua induk karena gen dominan tidak menutup gen resesif secara sempurna. Contohnya hasil persilangan antara tanaman berbunga merah dengan tanaman berbunga putih menghasilkan tanaman berbunga merah muda ini menunjukan sifat intermediet. Jika genotype Mm fenotipenya merah muda maka disebut persilangan intermediet.
Perbandingan fenotipe F2 = Merah : Merah Muda : Putih = 1:2:1
Perbandingan genotype F2= MM : Mm : mm = 1:2:1  
5.      Test cross adalah mengawinkan suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya yang homohomozigot resesif. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah genotype individu yang diuji itu homozigot ataukah heterozigot.
6.      Back cross adalah mengawinkan suatu individu hasil persilangan dengan salah satu induknya, baik induk homozigot dominan maupun homozigot resesif. Tujuannya adalah untuk mengetahui genotype induk yang belum diketahui.
Persilangan Dihibrid ( Persilangan dengan Dua Sifat Benda)
1.      Persilangan Dihibrid adalahpersilangan dengan memperhatikan dua sifat benda, misalnya sifat biji bulat dan sifat biji warna kuning. Contohnya tanaman berbiji bulat warna kuning disilangkan dengan tanaman berbiji keriput berwarna hijau, menghasilkan keturunan tanaman berbiji bulat berwarna kuning. Hal ini menunjukan bahwa sifat biji bulat dan warna kuning dominan terhadap sifat biji keriput dan warna hijau.
2.      Diagram persilangan dihibrid sampai keturunan F2 adalah sebagai berikut:
P1 (Parental)                Tanaman berbiji bulat     > <    Tanaman berbiji Keriput
                                              Warna kuning                         warna hijau
Genotipe                                   BBKK                                          bbkk
Gamet                                        BK                                                bk
F1                      


                                                                           BbKk

                                          







Tanaman berbiji bulat warna kuning
P2 (Perental)   :Tanaman biji bulat          > <        Tanaman biji Bulat
                              Warna kuning                                Warna kuning     
                                    BbKk                                                   BbKk
Gamet                            BK                                                       BK
Bk                  Bk                                                                                                                                                                                                                                                  bK                                                      bK bk                                                       bk





Tabel 2.3 Papan catur perkawinan dihibrid
wanita          pria
BK
Bk
bK
Bk
BK
BBKK             1
BBKk              2
BbKK             3
BbKk               4
Bk
BBKk 5
BBkk   6
BbKk   7
Bbkk  8
bK
BbKK 9
BbKk  10
bbKK 11
bbKk 12
bk
BbKk 13
Bbkk 14
bbKk 15
Bbkk 16

Tabel 2.4 Kemungkinan perbandingan genotipe dan fenotipe F2
Kemungkinan
Genotype
Nomor kontak
Fenotipe
Perbandingan fenotipe
1
2
3
4
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
1
2,5
3,9
4,7,10,13
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning
Bulat kuning


9
5
6
BBkk
Bbkk
6
8,14
Bulat hijau
Bulat hijau

3
7
8
bbKK
bbKk
11
12,15
Keriput kuning
Keriput kuning

3
9
bbkk
16
Keriput hijau
1

Jumblah sifat benda
Jumblah macam gamet
Kemungkinan
Jumblah fenotipe
Perbandingan fenotipe
Kombinasi F2
Jumblah genotipe
1
21
4
31
21
3:1
2
22
16
32
22
9:3:3:1
3
23
64
33
23
27:9:9:9:3:3:3:1
n
2n
(2n)
3n
2n
3n:dan seterusnya
Tabel 2.5 Jumblah genotipe dan fenotipe pada F2

Penerapan Genetika
1.       Genetika dimanfaatkan untuk memperoleh bibit unggul melalui persilangan. Misalnya untuk memperoleh tanaman yang cepat berubah, tahan penyakit, tahan kering, dan rasanya enak; ternak yang cepat bertelur, gemuk, dan banyak menghasilkan susu.
Contoh bibit unggul hasil persilangan:
a.       Padi Cisadane, Bengawan, C4(hasil penelitian di Bogor), IR (hasil penelitian Filipina), PB (hasil persilangan padi peta dari Indonesia)
b.      Ayam Leghorne
c.       Sapi Shorthorne
2.      Genetika dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul. Hal itu dilakukan  melalui teknik radiasi yang mengubah struktur gen pada benih/bibit menjadi lebih  baik. Individu baru yang telah mengalami perubahan gen dinamakan muatan dan prosesnya disebut mutasi. Mutasi dapat mengakibatkan berlipatnya jumblah kromosom (poliplodi) yang menghasilkan tanaman baru yang lebih subur dan produktif.
3.      Genetika dapat digunakan untuk mengetahui  dan memperkirakan jenis kelamin keturunan. Kromosom kelamin X  dan Y menentukan jenis kelamin manusia . wanita memiliki kromosom tubuh XX, jadi kromosom kelaminnya X. pria memiliki kromosom tubuh XY, jadi kromosom kelaminnya X atau Y. jika kromosom kelamin X dari wanita bergabung dengan kromosom kelamin X dari Pria , akan menghasilkan anak perempuan. Jika kromosom X dari wanita bergabung dengan kromosom Y dari pria , akan menghasilkan anak laki-laki.
4.      Genetika dapat digunakan untuk mengetahui dan mencegah penyakit yang bersifat menurun. Kelainan sifat yang dikendalikan oleh gen yang terkait kromosom kelamin antara lain buta warna dan hemophilia.
5.                        Orang buta warna merah dan hijau tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Sifat ini merupakan keadaan resesif. Gen pengelihatan warna merah dan hijau terdapat pada kromosom X . wanita buta warna memiliki kedua arel resesif. Wanita yang memiliki satu alel resesif bersifat pembawa dan dapat menurunkan sifat tersebut kepada keturunannya. Pada pria, satu alel resesif pada kromosom X akan menghasilkan pria buta warna.

Tabel 2.6 Genotipe pengelihatan warna merah hijau
No.
Genotipe
Keterangan
1
XWXW
Wanita normal
2
XWXw
Wanita pembawa
3
XwXw
Wanita buta warna
4
XWY
Pria normal
5
XwY
Pria buta warna



6.      Hemophilia merupakan sifat terkait kromosom kelamin yang mempengaruhi proses pembekuan darah. Gen resesif terdapat pada kromosom X. wanita yang menderita hemofilia memiliki gen hemofilia pada kedua kromosoNo table of contents entries found.m X-nya, tetapi wanita hemofilia biasanya tidak berumur panjang. Wanita yang memiliki satu alel resesif bersifat pembawa dapat menurunkan sifat tersebut kepada keturunannya. Jika seorang pria mewarisi kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari ibunya, maka pria tersebut mengidap hemfilia.
Tabel 2.7 Genotime hemophilia
No.
Genotipe
Keterangan
1
XHXH
Wanita normal
2
XHXh
Wanita pembawa
3
XhXh
Wanita hemofilia
4
XHY
Pria normal
5
XhY
Pria hemofilia

     












Rumus Memprediksi Mengenai Keturunan.

Jumlah Sifat Benda
Jumlah macam gamet
Kemungkinan Kombinasi F2
Kemungkonan Jumlah Genotip
Kemungkinan jumlah fenotip
1
21=2
(2 x 1)2=4
31=3
21=2
2
22=4
(2 x 2)2=16
32=9
22=4
n
2n=
(2n)2 =
3n=
2n=



Albinisme
Albinisme atau albino (kulit tidak berpigmen) disebabkan oleh gen resesif (a) pada kromosom badan (autosom). Albinisme muncul bila seseorang bergenotipe homozigot sesesif  (aa). Hal inti terjadi karena tubuh tidak mampu mengubah asam amino tirosin menjadi melamin (pigmen kulit).
Albino disebabkan oleh gen resesif a. Oleh karena itu, penderita albino pasti bergenotipe aa. Karena gen albino terletak pada kromosom badan, peluang penderita albino antara laki-laki dan perempuan adalah sama.



DAFTAR PUSTAKA
ü  BUKU MARI BELAJAR IPA untuk  SMP/MTs Kelas IX
ü  MANDIRI MENGASAH  KEMAMPUAN DIRI BIOLOGI  UNTUK SMP/MTs   Kelas  IX
ü  Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar