A.
AKAR
Akar
tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar sebagai
tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke seluruh bagian
tumbuhan. Akar merupakan kelanjutan sumbu tumbuhan.
Coba amati
sistem perakaran tumbuhan monokotil (misalnya rumput-rumputan) dan tumbuhan
dikotil (misalnya tanaman cabe). Akar tumbuhan monokotil tersusun dalam sistem
akar serabut, sedangkan akar tumbuhan dikotil tersusun dalam sistem akar
tunggang.
(a) Akar tumbuhan monokotil (serabut)
(b) Akar tumbuhan dikotil (tunggang)
1.
Struktur Akar
Secara
morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung
akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun
atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
1.1
Morfologi (struktur luar) akar.
Ukuran
panjang akar tergantung pada jenis tumbuhan. Misalnya tumbuhan apel memiliki
akar yang panjang. Selain itu panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi panjang akar misalnya porositas tanah,
tersedianya air dan mineral dalam tanah, serta kelembapan tanah. Misalnya,
tumbuhan yang hidup di gurun memiliki akar yang panjang.
Morfologi
akar tersusun atas batang akar, ujung akar, tudung akar, dan rambut akar.
Morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar,
batang akar, ujung akar, dan tudung akar.
Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri dari jaringan meristem
yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi
oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar
terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan akar
menembus tanah, bagian luar tudung akar mengandung lendir.
Pada akar,
terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel
epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air
dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya
relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang ke dalam tanah maka pada ujung akar
yang lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut
akar yang lebih tua akan hancur dan mati.
1.2
Anatomi (struktur dalam) akar.
Bila akar
tumbuhan dikotil maupun monokotil disayat melintang, kemudian diamati di bawah
mikroskop akan tampak bagian-bagian dari luar ke dalam, yaitu epidermis,
korteks, endodermis, dan stele (silinder pusat).
Epidermis
akar (kulit luar). Epidermis akar merupakan lapisan luar akar. Epidermis akar
terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat. Dinding sel epidermis tipis dan
mudah dilalui oleh air. Sel-sel epidermis akan bermodifikasi membentuk
rambut-rambut akar.
Korteks
akar (kulit pertama). Korteks
akar terdiri dari beberapa lapis sel yang berdinding tipis. Di dalam korteks
akar terdapat ruang-ruang antarsel. Ruang antarsel berperan dalam pertukaran
gas. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Endodermis
akar. Endodermis akar terdiri dari
selapis sel yang tebal. Bentuk dan sususan sel-sel endodermis berbeda dengan
bentuk dan susunan sel-sel di sekitarnya. Oleh karena itu, batas korteks dengan
endodermis terlihat jelas jika diamati di bawah mikroskop. Endodermis berperan
sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder
pusat.
Stele
akar (silinder pusat). Stele
pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xilem (pembuluh kayu), dan
floem (pembuluh tapis). Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder pusat
yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Sedangkan xilem dan floem
yang merupakan berkas pembuluh angkat terletak di sebelah dalam perisikel. Pada
akar tumbuhan monokotil terdapat empulur, sedangkan pada akar tumbuhan
dikotil tidak terdapat empulur.
2. Fungsi Akar
2. Fungsi Akar
Meskipun
tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran yang berbeda,
tetapi fungsi akar pada tumbuhan tersebut sama. Akar merupakan organ pada
tumbuhan yang berfungsi sebagai berikut :
·
Untuk menyerap air dan garam-garam
mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah.
·
Untuk menunjang dan memperkokoh
berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.
·
Pada beberapa jenis tumbuhan, akar
berfungsi sebagai alat bernapas, misalnya pada tumbuhan bakau.
·
Pada beberapa jenis tumbuhan, akar
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat
perkembangbiakan vegetatif. Misalnya, wortel memiliki akar tunggang yang
membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tanaman sukun, dari
bagian akar dapat tumbuh tunas yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
B.
BATANG
Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya
berada di atas tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat
lateral, misalnya daun, tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku
(node) atau tempat daun melekat dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang
letaknya di antara buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas.
Tunas yang terdapat pada sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas
aksiler. Tunas ini berpeluang menjadi cabang. Adapun bagian ujung batang
terdapat tunas terminal. Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1 Bagian-bagian batang
A.
Fungsi Batang pada Tumbuhan
Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut.
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 1 )
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 2 )
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 3 )
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 4 )
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 5 )
B. Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi berikut.
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 1 )
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 2 )
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 3 )
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 4 )
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 5 )
B. Struktur Jaringan Batang Pada Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan
terdiri atas tiga bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur
jaringan penyusun batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya dijelaskan
dalam uraian berikut.
1) Epidermis batang Tumbuhan
– Tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang
antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang
dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua
terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
– Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas
melalui celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis antara lain sel silika
dan sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.
2) Korteks
batang Tumbuhan
– Tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak
teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
– Terdapat
kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung ).
3) Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
– Lapisan terluar disebut perisikel.
– Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung ).
3) Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
– Lapisan terluar disebut perisikel.
– Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 2 Jaringan pembuluh pada
tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.
C. Struktur Jaringan luar Batang Tumbuhan
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan
berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu memiliki daun-daun di sepanjang
batangnya.
1) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan
kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek.
Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung
gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung,
bayam, kacang, dan bunga matahari.
2) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif
panjang. Permukaan batang keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel.
Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat
klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah
terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus
terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium menyebabkan rusaknya
jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan
tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.
C.
DAUN
Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan melekat pada batang.
Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling
banyak berlangsung di daun.
Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat
melakukan tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang
tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap
sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering
memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri
untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di
udara dingin.
1. Fungsi Daun
Secara umum fungsi daun sebagai berikut.
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO 2 dari udara.
4) Respirasi.
2. Struktur Jaringan Penyusun daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun
ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang
daun bercabang-cabang membentuk jaring jaring pembuluh angkut. Struktur daun
dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a) Struktur Jaringan luar Daun
Secara morfologi daun terdiri dari:
– Helaian daun ( lamina ).
– Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel
pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya
tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
– Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal
daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang
dan pelepah daun talas.
Gambar 1. Struktur luar daun.
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
– menyirip, misalnya pada daun mangga,
– menjari, misalnya pada daun pepaya,
– melengkung, misalnya pada daun gadung,
– sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
b) Struktur Jaringan dalam Daun
1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada
yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula
yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai
epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di
antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk
epidermis dan stomata dapat Anda amati pada Gambar 2. dan 3.
Gambar 2. Epidermis dengan stomata
Gambar 3.
Penampang melintang stomata
Penampang melintang stomata
2) Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang
dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil
terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons
(jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung
banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,
bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
3) Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi
sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.
4) Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya
terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
Sekarang kita akan mempelajari perbedaan struktur jaringan
penyusun daun Monokotil dan Dikotil tersebut dengan lebih rinci.
1) Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil
Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan
urat daunnya menyirip atau menjari. Struktur daun Dikotil dapat Anda amati pada
Gambar 4.
Gambar 4.
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam Tabel 1 berikut
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun
Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
|
Menyusun lapisan permukaan
atas dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Menjaga bentuk daun agar tetap. |
Terdiri dari satu lapis sel kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet). |
b)
|
Kutikula
|
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun. |
Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Penebalan dari zat kutin.
|
c)
|
Stomata |
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun |
– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara. – Sel penjaga sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. |
Mulut daun pada epidermis
dengan dua sel penutup |
d)
|
Rambut dan
kelenjar |
Permukaan atas dan
bawah daun. |
Alat pengeluaran.
|
Alat tambahan pada epidermis
|
e)
|
Mesofil
|
Di antara lapisan epidermis
atas dan bawah. |
Tempat berlangsungnya
fotosintesis. |
– Terdiri dari sel parenkim,
banyak ruang antarsel. – Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade (jaringan
tiang) dan spons (jaringan
bunga karang). – Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan mengandung klorofil. – Sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur, bercabang- cabang dan berisi kloroplas, susunannya renggang. |
f)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Menyirip atau menjari.
|
2) Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil
Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya
terdapat lembaran yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur
daun Monokotil dapat Anda amati pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur jaringan daun dan
urat daun Monokotil
Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun
daun Monokotil, dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun
Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
dan kutikula |
Lapisan permukaan atas
dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Terdiri dari satu sel dengan penebalan
dari zat kutin. |
b)
|
Stomata
|
Berderet di antara urat
daun. |
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara. |
Mulut daun dengan dua sel penutup.
|
c)
|
Mesofil
|
Pada cekungan di
antara urat daun. |
Membuat zat makanan melalui
fotosintesis. |
Tidak mengalami diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dindingnya lebih tebal. |
d)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Sejajar.
|
D.
BUNGA

Bunga
merupakan organ yang penting bagi tumbuhan karena dalam bunga terdapat
alat-alat perkembangbiakan. Bunga
merupakan ujung cabang yang mengalami perubahan. Jika dilihat, bunga
mempunyai beraneka ragam bentuk dan warna. Tetapi setiap jenis bunga memiliki
struktur dasar yang sama. Bila diamati, bunga yang lengkap memiliki
bagian-bagian antara lain kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan,
putik.
1.
Kelopak Bunga (Calix)
Kelopak
bunga merupakan bagian terluar dari bunga. Biasanya bewarna hijau dan fungsinya
adalah untuk melindungi kuncup bunga.
2.
Benang Sari (Stamen)
Benang
sari merupakan organ perkembangbiakan jantan pada tumbuhan. Letak benang sari
umumnya mengelilingi putik. benang sari penghasil sel kelamin jantan.
Bagian-bagian pada benang sari antara lain tangkai sari (filamen), kotak sari
(antera), serbuk sari (polen).
3.
Putik (Pistillum)
Putik
terletak pada bagian tengah bunga. Putik merupakan alat perkembangbiakan betina
karena menghasilkan sel telur. Bagian-bagian putik antara lain kepala putik
(stigma), tangkai putik (stilus) dan, bakal buah (ovarium). Di dalam ovarium
terdapat bakal biji (ovulum) dan didalam ovulum terdapat sel telur.
Tidak
semua bunga memiliki bagian-bagian yang lengkap. Bunga yang lengkap adalah
bunga yang memiliki bagian-bagian yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, benang
sari, dan putik. Sedangkan bunga yang tidak lengkap adalah bunga yang tidak
memiliki salah satu atau lebih dari bagian-bagian bunga tersebut. Bunga yang
tidak memiliki putik disebut bunga jantan dan bunga yang tidak memiliki benang
sari adalah bunga betina sedangkan bunga yang memiliki putik dan benang sari
dalam satu bunga adalah bunga hermafrodit.
E.
BUAH DAN BIJI
Buah dan Biji
- Apabila serbuk sari dan putik telah masak dan terjadi penyerbukan yang
diikuti pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Sementara itu,
bakal biji yang terdapat dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian
bunga yang dapat berkembang dan ikut menyusun buah sebagai berikut.
a. Daun pelindung, misalnya klobot pada tanaman jagung.
b. Daun kelopak, misalnya pada tanaman terong.
c. Tangkai putik, misalnya pada buah jagung.
d. Kepala putik, misalnya pada buah manggis.
e. Tangkai bunga, misalnya pada jambu monyet.
f. Perhiasan bunga, misalnya pada nangka.
g. Dasar bunga, misalnya pada tanaman elo.
Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat
perkembangbiakan utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Melalui biji ini tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
Pada umumnya biji terdiri atas bagian-bagian seperti berikut.
a. Kulit biji
b. Tali pusar
c. Inti biji atau isi biji
Kulit biji merupakan bagian terluar biji dan berasal dari
selaput bakal biji. Pada umumnya, kulit biji dari tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) terdiri atas dua lapisan sebagai berikut.
a. Lapisan kulit luar (testa).
Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang
tipis, ada yang kaku seperti kulit, dan ada yang keras seperti kayu atau batu.
Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam.
Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda
misalnya merah, biru, pirang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, dan ada
pula yang mempunyai bentuk keriput.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen).
Biasanya tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit
ari. Pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga
lapisan sebagai berikut.
a. Kulit
luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda berwarna
hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat pada inti.
b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat erat pada inti.
Gambar 1. Bagian-bagian biji
Bagian lain dari biji adalah tali pusar. Tali pusar disebut
juga tangkai biji. Setelah biji masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya
(tangkai biji), dan pada bijinya hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai
pusar biji. Perhatikan Gambar 1. Bagian lain dari biji adalah inti biji. Inti
biji adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya. Oleh sebab itu,
inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas lembaga yang
merupakan calon individu baru dan putih lembaga (albumen). Putih lembaga
merupakan jaringan berisi makanan cadangan untuk masa permulaan kehidupan
tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar